FLAVONOID
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol
yang terbesar yang ditemukan di alam dan terkandung pada tumbuhan, baik di
daun, batang, buah maupun bunga. SENYAWA FLAVONOID merupakan senyawa metabolit sekunder
yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Pada umumnya flavonoidterdapat pada tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) dan terdapat pada hampir semua bagian tanaman. Sebagai
pigmen bunga flavonoid berperan sebagiai penarik serangga
yaitu untuk menyerbuk bunga.
Istilah flavonoida diberikan untuk
senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kata flavon, yaitu nama salah satu
jenis flavonoida yang terdapat dalam jumlah besar dalam tumbuhan.
Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto
dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada B dari cincin
1,3-diarilpropanan dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin
heterosiklik yang baru.
Flavonoid yang lazim adalah flavon,
flavonol, flavanon, isoflavon, dankhalkon. Flovonoid tersusun
dari dua cincin aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk
cincin ketiga dengan susunan C6-C3-C6. Senyawaflavanoid sering ditemukan
dalam bentuk glikosida.
A. Senyawa Flavonoid: Katekin dan proantosianidin
Katekin dan proantosianidin adalah dua
golongan senyawa yang mempunyai banyak kesamaan. Semuanya senyawa berwarna dan
terdapat pada seluruh dunia tumbuhan berkayu. Saat ini telah dikenal tiga jenis
katekin, yang berbeda pada jumlah gugus hidroksil pada cincin B. Senyawa ini
mempunyai dua atom karbon kiral dan karena itu mungkin terdapat 4 isomer.
B. Senyawa Flavanoid: Flavanon dan Flavanonol
Senyawa Flavanon dan Flavanonol
terdapat hanya sedikit sekali jika dibandingkan dengan flavonoid lain.
Senyawa flavanoid jenis ini hampir tidak berwarna atau hanya kuning
sedikit. Karena konsentrasinya rendah dan tidak berwarna maka sebagian besar
diabaikan. Flavanon (atau dihidroflavanon) sering dijumpai dalam bentuk aglikon
(60) tetapi beberapa glikosidanya telah banyak dikenal seperti, hesperidin dan
naringin dari kulit buah jeruk. Flavanonol merupakan flavonoid yang
kurang dikenal, dan kita tidak mengetahui apakah senyawa ini terdapat sebagai
glikosida.
C. Senyawa Flavanoid: Flavon, flavanol, isoflavon
Flavon atau flavonol merupakan senyawa
yang paling banyak di temukan pada pigmen kuning pada tumbuhan. Meski tidak
semua tumbuhan berpugmen kuning mengandung flavon, seperti warna kuning
tumbuhan jagung disebabkan oleh karatenoid. Isoflavon tidak begitu menonjol, tetapi
senyawa ini penting sebagai fitoaleksin. Senyawa yang lebih langka lagi ialah
homoisoflavon. Senyawa ini biasanya mudah larut dalam air panas dan alkohol
meskipun beberapa flvonoid yang sangat termitalasi tidak larut dalam air.
D. Senyawa flavanoid: Auron (Cincin A –COCO CH2 – Cincin B)
Auron berupa pigmen kuning emas terdapat
dalam bunga tertentu dan bryofita. Dikenal hanya lima aglikon, tetapi pola hidroksilasi
senyawa ini umumnya serupa dengan pola pada flavonoid lain
begitu pula bentuk yang dijumpai ialah bentuk glikosida dan eter metil.
Dalam larutan basa senyawa ini menjadi merah ros. Beberapa auron, struktur dan
tumbuhan sumber terdapat dalam contoh dibawah ini.
E. Senyawa flavanoid: Khalkon
Polihidroksi khalkon terdapat dalam
sejumlah tanaman, namun terdistribusinya di alam tidak lazim. Alasan pokok
bahwa khalkon cepat mengalami isomerasi menjadi flavanon dalam satuan
keseimbangan. Bila khalkon 2,6-dihidroksilasi, isomer flavanon mngikat 5 gugus
hidroksil, dan stabilisasi mempengaruhi ikatan hydrogen 4-karbonil-5-hidroksil
maka menyebabkan keseimbangan khalkon-flavon condong ke arah flavanon. Hingga
khalkon yang terdapat di alam memiliki gugus 2,4-hidroksil ataugugus
2-hidroksil-6-glikosilasi.
F. Senyawa flavanoid: Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling
penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Secara kimia antosianin
merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya
terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus
hidroksil atau dengan metilasi.
Ada beberapa cara mengisolasi antosianin,yaitu dengan cara:
1. Ekstraksi
Ekstraksi
cairan merupakan suatu teknik dalam mana suatu larutan di buat bersentuhan
dengan suatu pelarut kedua (organic), yang mana hakekatnya tak tercampurkan
dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut
(solute) ke dalam pelarut yang kedua itu ( Basset. 1994 ).
Dalam metode
ekstraksi bahan alam, dikenal suatu metode maserasi, yaitu metode perendaman.
Penekanan utama dalam metode ini adalah tersedianya waktu kontak yang cukup
antara pelarut dengan jaringan yang diekstraksi ( Guenther. 1987). Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (pelarut).
Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang pekat
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan diluar dan di dalam sel ( Halimah, 2010 ).
Ektraksi
antosianin dapat dilakukan dengan beberapa jenis solven seperti air, etanol,
methanol, tetapi yang paling efektif adalah dengan menggunakan methanol yang
diasamkan dengan HCl. Tetapi karena sifat toksik dari methanol, biasanya dalam
system pangan digunakan air atau etanol yang diasamkan dengan HCl ( Francis. 1982
).
Untuk
memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut (Soebagio, 2003):
1.
Pembanding
distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan pembanding distribusi
rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2.
Kelarutan
rendah dalam air
3.
Kekentalan
rendah dan tidak membentuk emulsi dengan air
4.
Tidak mudah
terbakar dan tidak bersifat racun
Mudah melepas kembali gugus yang
terlarut di dalamnya untuk keperluan analisa lebih lanjut.
2. Kromatografi Kertas Kualitatif
dan Kuantitatif
Kromatografi merupakan metode
pemisahan dua komponen atau lebih dalam suatu campuran homogennya berdasarkan
distribusi senyawa-senyawa tersebut dalam dua fasa, fasa diam dan fasa gerak.
Fasa diam adalah bagian yang letaknya tetap atau diam disepanjang kolom
pemisahan, dapat berupa zat pada atau cair. Fasa gerak adalah bagian yang
bergerak disepanjang kolom pemisahan dari ujung sampai akhir kolom dengan
proses kromatografi, dapat berupa zat cair atau gas (Soebagio.2005).
Kromatografi
kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana, mudah dan murah.
Jenis kromatografi ini terutama banyak digunakan untuk identifikasi kualitatif
maupun untuk analisis kuantitatif juga dapat dilakukan. Fasa diam dalam
kromatografi kertas berupa air yang terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa
geraknya berupa pelarut organik non polar. Berdasarkan kedua hal itu
kromatografi kertas dapat digolongkan ke dalam kromatografi partisi (cair-cair)
(Sudjadi.1998).
Kadar
antosianin dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode kromatografi dan
speksroskopik secara cepat dan akurat. Menurut Wrolstad dan Heatherbell (1968),
pemurnian ekstrak antosianin dapat dilakukan dengan menggunakan kromatografi
kolom penukar ion. Selain dengan cara tersebut, Wrolstad dan Heatherbell (1968)
mengemukakan alternatif lain yaitu dengan cara kromatografi kertas. Ekstrak
dispotkan pada kertas Whatman no. 3 lalu dielusi dengan pelarut AWHCl (asam
asetat glasial, air, asam klorida pekat dengan perbandingan 15:82:3)
v/v).
3. Spektrofotometri Uv-Vis
Prinsip
dasar dari analisis spekstroskopi adalah bila suatu sinar melalui larutan kimia
tertentu, maka senyawa tersebut akan menyerap sinar dengan panjang gelombang
tertentu (Underwood.1983). Warna larutan kimia tergantung pada jenis sinar yang
dipancarkan dan ditangkap oleh mata, sehingga senyawa kimia ada yang berwarna
atau tidak. Spektrofotometer merupakan alat pengukur kualitatif dan kuantitatif
karena jumlah sinarnya yang diserap oleh partikel di dalam larutan juga tergantung
pada jenis dan jumlah partikel (Nur, 1989).
Analisis
spektroskopi UV dan sinar tampak merupakan cara tunggal yang paling baik tuntuk
menganalisa flavanoid. Hal ini dikarenakan ciri spektrum yang sama memberikan
data mengenai jenis senyawa yang sama. Keuntungan dari analisis spekstroskopi
adalah sangat sedikitnya sampel yang digunakan untuk analisis lengkap (Markham,
1988).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar