Rabu, 12 Desember 2012

flavonoid


FLAVONOID
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam dan terkandung pada tumbuhan, baik di daun, batang, buah maupun bunga. SENYAWA FLAVONOID merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Pada umumnya flavonoidterdapat pada tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) dan terdapat pada hampir semua bagian tanaman. Sebagai pigmen bunga flavonoid berperan sebagiai penarik serangga yaitu untuk menyerbuk bunga.
Istilah flavonoida diberikan untuk senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kata flavon, yaitu nama salah satu jenis flavonoida yang terdapat dalam jumlah besar dalam tumbuhan. Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada B dari cincin 1,3-diarilpropanan dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin heterosiklik yang baru.

Flavonoid yang lazim adalah flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dankhalkon. Flovonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga dengan susunan C6-C3-C6. Senyawaflavanoid sering ditemukan dalam bentuk glikosida.


A. Senyawa Flavonoid: Katekin dan proantosianidin
Katekin dan proantosianidin adalah dua golongan senyawa yang mempunyai banyak kesamaan. Semuanya senyawa berwarna dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan berkayu. Saat ini telah dikenal tiga jenis katekin, yang berbeda pada jumlah gugus hidroksil pada cincin B. Senyawa ini mempunyai dua atom karbon kiral dan karena itu mungkin terdapat 4 isomer.

B. Senyawa Flavanoid: Flavanon dan Flavanonol
Senyawa Flavanon dan Flavanonol  terdapat hanya sedikit sekali jika dibandingkan dengan flavonoid lain. Senyawa flavanoid jenis ini hampir tidak berwarna atau hanya kuning sedikit. Karena konsentrasinya rendah dan tidak berwarna maka sebagian besar diabaikan. Flavanon (atau dihidroflavanon) sering dijumpai dalam bentuk aglikon (60) tetapi beberapa glikosidanya telah banyak dikenal seperti, hesperidin dan naringin dari kulit buah jeruk. Flavanonol merupakan flavonoid yang kurang dikenal, dan kita tidak mengetahui apakah senyawa ini terdapat sebagai glikosida.

C. Senyawa Flavanoid: Flavon, flavanol, isoflavon
Flavon atau flavonol merupakan senyawa yang paling banyak di temukan pada pigmen kuning pada tumbuhan. Meski tidak semua tumbuhan berpugmen kuning mengandung flavon, seperti warna kuning tumbuhan jagung disebabkan oleh karatenoid. Isoflavon tidak begitu menonjol, tetapi senyawa ini penting sebagai fitoaleksin. Senyawa yang lebih langka lagi ialah homoisoflavon. Senyawa ini biasanya mudah larut dalam air panas dan alkohol meskipun beberapa flvonoid yang sangat termitalasi tidak larut dalam air.

D. Senyawa flavanoid: Auron (Cincin A –COCO CH2 – Cincin B)
Auron berupa pigmen kuning emas terdapat dalam bunga tertentu dan bryofita. Dikenal hanya lima aglikon, tetapi pola hidroksilasi senyawa ini umumnya serupa dengan pola pada flavonoid lain begitu pula bentuk yang dijumpai ialah bentuk glikosida dan eter metil. Dalam larutan basa senyawa ini menjadi merah ros. Beberapa auron, struktur dan tumbuhan sumber terdapat dalam contoh dibawah ini.

E. Senyawa flavanoid: Khalkon
Polihidroksi khalkon terdapat dalam sejumlah tanaman, namun terdistribusinya di alam tidak lazim. Alasan pokok bahwa khalkon cepat mengalami isomerasi menjadi flavanon dalam satuan keseimbangan. Bila khalkon 2,6-dihidroksilasi, isomer flavanon mngikat 5 gugus hidroksil, dan stabilisasi mempengaruhi ikatan hydrogen 4-karbonil-5-hidroksil maka menyebabkan keseimbangan khalkon-flavon condong ke arah flavanon. Hingga khalkon yang terdapat di alam memiliki gugus 2,4-hidroksil ataugugus 2-hidroksil-6-glikosilasi.


F. Senyawa flavanoid: Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Secara kimia antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi.
Ada beberapa cara mengisolasi antosianin,yaitu dengan cara:

1.     Ekstraksi
Ekstraksi cairan merupakan suatu teknik dalam mana suatu larutan di buat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (organic), yang mana hakekatnya tak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) ke dalam pelarut yang kedua itu ( Basset. 1994 ).
Dalam metode ekstraksi bahan alam, dikenal suatu metode maserasi, yaitu metode perendaman. Penekanan utama dalam metode ini adalah tersedianya waktu kontak yang cukup antara pelarut dengan jaringan yang diekstraksi ( Guenther. 1987). Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (pelarut). Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang pekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar dan di dalam sel ( Halimah, 2010 ).
Ektraksi antosianin dapat dilakukan dengan beberapa jenis solven seperti air, etanol, methanol, tetapi yang paling efektif adalah dengan menggunakan methanol yang diasamkan dengan HCl. Tetapi karena sifat toksik dari methanol, biasanya dalam system pangan digunakan air atau etanol yang diasamkan dengan HCl ( Francis. 1982 ).
Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut (Soebagio, 2003):
1.                 Pembanding distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan pembanding distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2.                 Kelarutan rendah dalam air
3.                 Kekentalan rendah dan tidak membentuk emulsi dengan air
4.                 Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
Mudah melepas kembali gugus yang terlarut di dalamnya untuk keperluan analisa lebih lanjut.
2.     Kromatografi Kertas Kualitatif dan Kuantitatif
Kromatografi merupakan metode pemisahan dua komponen atau lebih dalam suatu campuran homogennya berdasarkan distribusi senyawa-senyawa tersebut dalam dua fasa, fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam adalah bagian yang letaknya tetap atau diam disepanjang kolom pemisahan, dapat berupa zat pada atau cair. Fasa gerak adalah bagian yang bergerak disepanjang kolom pemisahan dari ujung sampai akhir kolom dengan proses kromatografi, dapat berupa zat cair atau gas (Soebagio.2005).
Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana, mudah dan murah. Jenis kromatografi ini terutama banyak digunakan untuk identifikasi kualitatif maupun untuk analisis kuantitatif juga dapat dilakukan. Fasa diam dalam kromatografi kertas berupa air yang terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik non polar. Berdasarkan kedua hal itu kromatografi kertas dapat digolongkan ke dalam kromatografi partisi (cair-cair) (Sudjadi.1998).
Kadar antosianin dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode kromatografi dan speksroskopik secara cepat dan akurat. Menurut Wrolstad dan Heatherbell (1968), pemurnian ekstrak antosianin dapat dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom penukar ion. Selain dengan cara tersebut, Wrolstad dan Heatherbell (1968) mengemukakan alternatif lain yaitu dengan cara kromatografi kertas. Ekstrak dispotkan pada kertas Whatman no. 3 lalu dielusi dengan pelarut AWHCl (asam asetat glasial, air, asam klorida pekat dengan perbandingan 15:82:3)  v/v).
3.     Spektrofotometri Uv-Vis
Prinsip dasar dari analisis spekstroskopi adalah bila suatu sinar melalui larutan kimia tertentu, maka senyawa tersebut akan menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu (Underwood.1983). Warna larutan kimia tergantung pada jenis sinar yang dipancarkan dan ditangkap oleh mata, sehingga senyawa kimia ada yang berwarna atau tidak. Spektrofotometer merupakan alat pengukur kualitatif dan kuantitatif karena jumlah sinarnya yang diserap oleh partikel di dalam larutan juga tergantung pada jenis dan jumlah partikel (Nur, 1989).
Analisis spektroskopi UV dan sinar tampak merupakan cara tunggal yang paling baik tuntuk menganalisa flavanoid. Hal ini dikarenakan ciri spektrum yang sama memberikan data mengenai jenis senyawa yang sama. Keuntungan dari analisis spekstroskopi adalah sangat sedikitnya sampel yang digunakan untuk analisis lengkap (Markham, 1988).


Dari artikel di atas,bagaimana isolasi antosianin yang terdapat pada warna tumbuhan?? Metode apakah yang cocok dan paling mudah digunakan??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar